Korban pemerkosaan yang diduga dilakukan mega bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, yakni Kathryn Mayorga, didiagnosis menderita stres pasca trauma dan depresi atas insiden yang menimpanya sembilan tahun lalu tersebut. Hal ini diungkapkan oleh sang pengacara, yakni Larissa Drohobyczer.
Dalam keterangannya, Drohobyczer mengatakan bahwa kondisi Mayorga ini membuat dirinya tak berani mengungkapkan kejadian yang sebenarnya kepada pihak berwenang. Karena itu, kasus ini sempat tertunda untuk waktu yang lama.
Dalam jumpa pers yang diadakan di Las Vegas, Amerika Serikat, pada Rabu 3 Oktober 2018 waktu setempat, Drohobyczer mengatakan bahwa psikiater yang memeriksa Mayorga mengklaim gangguan psikologis yang diderita kliennya terjadi karena serangan seksual yang dilakukan Ronaldo pada 2009. Terlebih, Mayorga juga didesak pihak Ronaldo untuk menutup mulutnya setelah mendapat sejumlah uang dari mereka. Pihak Ronaldo sendiri disebut menyodorkan uang sebesar USD375 ribu atau sekira Rp5,6 miliar.
“Luka ini membuat Kathryn tidak kompeten untuk berpartisipasi dalam pengungkapan kasusnya pada 2010,” ujar Drohobyczer, sebagaimana dikutip dari Sportskeeda, Kamis (4/10/2018).
Nama Ronaldo memang tengah mendapat sorotan lebih dari publik saat ini setelah seorang wanita asal Nevada mengaku telah menjadi korban pemerkosaan Ronaldo. Peristiwa itu terjadi di Las Vegas pada musim panas 2009. Setelah bungkam 10 tahun, Mayorga akhirnya berani mengungkap kasusnya dan melaporkan Ronaldo ke pihak berwenang. Akan tetapi, Ronaldo sendiri telah secara tegas membantah tuduhan tersebut.
sumber: okezone.com