Tak Pantas Sebagai Bek Termahal Di Dunia


Ketika Virgil van Dijk diboyong Liverpool dengan banderol 75 juta poundsterling, tak sedikit pihak yang meragukan dan bahkan menertawakan.
Sebab, harga tersebut dinilai terlalu mahal untuk pemain yang hanya pernah berseragam Celtic dan Southampton. Liverpool dianggap melakukan perjudian dengan menjadikan Van Dijk sebagai bek termahal di dunia.

Namun, Liverpool bergeming. Sang manajer, Juergen Klopp, menganggap bahwa uang sebesar itu memang layak dibayarkan untuk mendapatkan jasa pemain belakang berpaspor Belanda itu. Klopp tahu Van Dijk bakal berpengaruh positif untuk lini belakang timnya.
Nyatanya, hal itu benar. Sejak kedatangan pemain berusia 27 tahun itu, lini belakang 'Si Merah' jadi lebih baik. Dalam periode Januari 2018 hingga musim 2017/18 berakhir di Mei, Liverpool hanya kebobolah 10 gol dari 15 pertandingan.


Padahal, sejak musim 2017/18 dimulai hingga 1 Januari 2018, gawang Simon Mignolet atau Loris Karius kebobolan 28 kali. Lihat betapa jauh perbandingannya, bukan? Namun, tunggu dulu. Statistiknya belum selesai sampai di situ.
Sejak Februari 2018, Liverpool juga tak pernah kebobolan di Anfield. Van Dijk berhasil mengomandoi lini belakang timnya untuk tampil lebih lugas dan kokoh. Dalam periode Februari hingga Mei, Liverpool juga mampu tak kebobolan di tujuh laga Premier League.
Di musim lalu pula, berkat kedatangan Van Dijk, Liverpool cuma mendapat rata-rata 2,71 tembakan ke gawang per laga. Di Premier League, raihan itu hanya tak lebih baik dari Manchester City, sang juara, yang gawangnya mendapat 2,29 tembakan ke gawang per laga.
Sementara di lima liga top Eropa seperti Serie A, Bundesliga, La Liga, hingga Ligue 1, raihan Liverpool itu hanya lebih buruk ketimbang milik Napoli yang mendapat 2,58 tembakan tepat sasaran per laga dan Juventus yang mendapat 2,5 tembakan ke gawang per laga.

Catatan 1,1 tekel, 1,3 intersep, dan 5,6 sapuan per laga yang ditorehkan Van Dijk untuk Liverpool pada musim lalu memang berdampak sedemikian positif buat tim. Gawang mereka yang biasanya amat rentan dibobol itu mulai lebih aman.
Itu pula yang pada akhirnya membawa Liverpool berhasil menembus partai final Liga Champions dan finis di posisi empat besar Premier League. Perbedaan yang terlihat di paruh kedua musim lalu itu juga membuat mereka jadi jagoan juara liga di musim 2018/19 ini.
Perlu dicatat, raihan tersebut ditorehkan Van Dijk tanpa melalui pramusim bersama Liverpool. Tanpa banyak adaptasi dengan sistem permainan Klopp. Di musim 2018/19, ketika dia ikut dalam tur pramusim dan berada dalam kondisi 100% fit, Liverpool jelas bisa berharap lebih banyak.
Menjalani laga perdana Premier League musim ini di Anfield pada Minggu (12/8/2018) lalu pun, Van Dijk berhasil mengomandoi rekan-rekannya di lini belakang untuk meneruskan tren positif tidak kebobolan ketika berlaga di hadapan suporter sendiri.


Van Dijk sendiri pun menilai bahwa permainan timnya di laga itu sudah hampir komplet. Karena itu dia percaya bahwa Liverpool punya kans untuk bersaing memperebutkan (dan bahkan untuk meraih) gelar juara apa pun itu di musim 2018/19.

"Itu adalah pertandingan yang sangat bagus, hampir sempurna. Gol bagus, mungkin kami harus mencetak lebih banyak. Clean sheet, kami tetap rapat. Sesuatu bagus untuk di bangun. Tapi, ini baru satu pertandingan. Kami punya pramusim yang bagus di mana kami bermain sangat bagus, tetapi kami bisa melakukan banyak hal dengan lebih baik dan ini baru awal," kata dia dilansir The Guardian.

"Kuncinya adalah, kami harus sangat konsisten dan melakukannya di setiap pertandingan. Yang paling penting adalah kami melihat diri kami sendiri. Kami tahu bahwa saat ini kami memiliki tim yang hebat. Setiap orang yang bermain untuk Liverpool memiliki banyak kualitas. Ini semua tentang konsistensi."

"Kami ingin menantang diri kami untuk seluruh kompetisi, tetapi kami juga harus melihat diri kami sendiri. Tentu saja kami ingin bersaing. Saya tidak merasakan tekanan dalam hal itu, tetapi kami memainkan setiap pertandingan untuk menang, begitulah cara berpikir kami," pungkas pemain bernomor punggung empat itu.

Bila diakhir musim nanti Liverpool bisa meraih sukses, maka Van Dijk benar-benar bisa menunjukkan bahwa keputusan manajemen menjadikannya bek termahal sejagat raya tidaklah salah.

Sumber: kumparan.com
close
==[ Close ]==